Rabu, 03 Agustus 2011

Krisis moral Indonesia


Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman, mulai dari agama hingga suku bangsa dengan budaya yang bermacam-macam. Memiliki pancasila sebagai ideologi dan bhineka tunggal ika sebagai semboyan, sebenarnya merupakan satu kekuatan bagi bangsa Indonesia untuk bersatu bahu membahu membangun negeri juga mempertahankan kesucian negara dari tindakan-tindakan kotor yang dapat mencoreng nama bangsa. Namun menuju era globalisasi dewasa ini, nampaknya sudah tidak terlihat bahwa masyarakat Indonesia masih menjunjung tinggi hakikat yang terkandung dalam ideologi dan semboyan tersebut. Moral yang diajarkan dari kedua hal tersebut sudah rapuh termakan doktrin pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia dimulai dari masa rekzim orde baru.
Contoh krisis moral di Indonesia
Menumpuknya persoalan di Indonesia tak lepas dari peran masyarakat Indonesia sendiri. Masa orde baru yang menerapkan ideologi pembangunan  menjadikan manusia yang memiliki kemampuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) paling mendominasi. Mereka berkembang menjadi binatang ekonomi yang menggerakkan industri. Dari sinilah budaya-budaya asing masuk dan mencampuri budaya Indonesia, walaupun secara kasat mata. Semua terpengaruh oleh gaya hidup konsumtif masyarakat negara maju, mendorong mereka untuk melanggar moral yang sebenarnya sangat penting untuk dipertahankan.
Moral masyarakat dapat mencerminkan kepribadian negaranya. Begitu pula dengan Indonesia. Moral masyarakat Indonesia yang bobrok memperlihatkan bahwa Indonesia berada di titik paling rendah kepribadian. Inilah yang menyebabkan Indonesia sulit mencapai kemajuan. Memang agak sulit untuk menyeimbangkan antara perbaikan kesejahteraan masyarakat dengan perbaikan moral masyarakat. Namun apabila keduanya bisa diperbaiki, bukan tidak mungkin Indonesia akan menemukan titik pencerahan.
Buruknya moral Indonesia dapat dilihat dari berbagai kalangan masyarakat. Misalnya dari kalangan politik. Maraknya korupsi yang mereka lakukan merupakan cerminan bahwa moral Indonesia sudah jatuh dibawah titik terendah. Korupsi tentunya mempengaruhi semua masyarakat, karena dana yang mereka ambil untuk kepentingan mereka sendiri adalah dana untuk kepentingan masyarakat dan negara. Contohnya seseorang yang kabur setelah publik mengetahui keterlibatannya dalam kasus suap wisma atlet sea games, sang mafia pajak, dan sebagainya. Para pemimpin negara sejak jaman pemerintahan Soeharto tentunya telah berupaya mengatasi masalah tersebut, seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berdiri sejak awal pemerintahan SBY. Namun kembali kepada masalah moral, jika moral bangsa masih berada di titik nadir seperti saat ini, siapapun pemimpinnya dan apapun sistemnya tidak akan mampu memperbaiki kondisi moral dalam waktu yang singkat.
Selain kasus korupsi tersebut, masih banyak yang dapat dijadikan bukti merosotnya moral bangsa. Seperti pelecehan seksual yang belakangan ini ramai diperbincangkan di kalangan masyarakat. Pelecehan seksual tersebut dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Bisa terjadi di transportasi umum seperti bus, bahkan di mall besar sekalipun. Pelaku pelecehan seksual dapat memanfaatkan keramaian dan konsentrasi yang pecah untuk melakukan aksinya.
Belum lagi hal lain, diantaranya eksplorasi anak di bawah umur, narkoba, dan pelanggaran etika yang dapat dilakukan baik dari kalangan kecil hingga kalangan menengah keatas. Seperti kasus video mesum yang dilakukan artis, pejabat, petinggi negara, mahasiswa, hingga pelajar. Namun kembali lagi ke masalah korupsi, macam-macam kasus krisis moral tersebut tidak bisa diberantas jika korupsi tetap berjalan. Jika tindakan mereka telah diusut dan masuk catatan daftar kriminalitas, “tinggal bayar saja”. Dengan uang semua bisa terselesaikan, kegiatan mereka pun dapat berjalan lagi seperti biasa. Ini adalah bukti bahwa korupsi dapat mempengaruhi semua lapisan.
Kemerosotan moral ini bukan sesuatu yang patut dibanggakan karena hal inilah yang akan mempengaruhi citra bangsa Indonesia di dunia. Apabila citra sudah buruk di mata dunia, sulit untuk memperbaiki citra itu menjadi baik kembali.
Penyebab krisis moral di Indonesia
Masuknya budaya barat bisa dikatakan sebagai penyebab jatuhnya moral di Indonesia. Budaya barat seakan mendoktrin masyarakat untuk perlahan menjauh dari kebudayaannya sendiri. Akan tetapi, kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan budaya tersebut. Setiap individu pun patut disalahkan karena tidak bisa menyaring dan menyesuaikan budaya barat yang masuk dengan budaya mereka sendiri. Dengan budaya asing yang masuk, banyak yang menganggap kebiasaan disana seperti hubungan bebas dan materialisme menjadi hal yang biasa. Hal ini sangat memprihatinkan mengingat banyak remaja yang mulai bahkan sudah menerapkan hubungan bebas dalam pergaulannya. Materialisme pun dapat kita lihat dalam kehidupan masyarakat yang berubah menjadi gaya hidup konsumtif. Gaya hidup mewah yang hanya mementingkan dirinya sendiri, tanpa melihat keadaan sekitar dan masa depannya.
Selain itu, perkembangan teknologi juga membawa pengaruh besar dalam krisis moral yang melanda Indonesia. Mudahnya mengakses informasi dengan menjamurnya warung internet (warnet), tersedianya tempat-tempat gratis mengakses internet dengan sistem koneksi wireless dan mudahnya menggunakan handphone dalam akses internet menjadikan banyak orang menyalah gunakan perkembangan tersebut dengan mengakses konten perusak moral seperti gambar atau video porno. Saking mudahnya akses, setiap orang dapat dengan mudah melakukan pelanggaran moral termasuk pelajar di bawah umur. Jika dibiarkan tentu hal ini akan semakin merusak moral bangsa karena terpengaruh doktrin barat yang salah tersebut.
Dengan meyakini bahwa negara Indonesia memiliki Pancasila sebagai identitas dan falsafah bernegara serta Undang-Undang Dasar 1945 sebagai suatu konstitusi, masyarakat Indonesia sepantasnya bangga terhadap agama, suku bangsa dan kebudayaan mereka sendiri. Dengan menerapkan prinsip berdikari (berdiri diatas kaki sendiri) akan menjadikan Indonesia lebih kuat dan tidak akan terpengaruh negara asing. Selain itu bisa juga diatasi dengan menanggulangi pendidikan di Indonesia agar dapat menerapkan moral yang baik sejak dini. Itu semua merupakan tugas semua masyarakat, baik orang tua kita, pengajar kita, pemimpin kita, dan diri kita sendiri.

1 komentar: